Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2010

Hati yang membeku

Ada tetes airmata yang menggantung di pelupuk mataku Aku sadari aku telah kehilangan sesuatu. Sesuatu yang takkan mungkin kembali. Sebuah hati yang penuh dengan keikhlasan dan kesabaran menjalani hidup apa adanya. Aku telah tertipu. Tertipu dengan amarah dan kebencian yang menguasai neuron-neuron dalam otakku dan menolak untuk mengalah. Aku merindukan saat aku tidak harus mengeraskan hati dan menutup mata dan telingaku dengan semua kicauan di sekitarku. Aku merindukan saat pintu dan jendela ruang-ku terbuka dengan semua perbedaan yang melintas, memberi toleransi dan menyenangkan semua orang. Kini aku meninggalkan semua itu. Aku menutup ruang hidupku, hanya untukku, untuk hidupku sendiri dan musikku. Aku sepi. Tapi aku masih bertahan dalam keyakinan aku baik saja. Pilihan hidup disertai konsekuensi yang sebanding. Tawa-ku tak bisa lepas dan senyum-ku tak bisa tulus. Aku berkeras dan mendekati membatu. Aku butuh badai kasih sayang untuk melumerkan semua kehampaan dan kebohongan ini. Jika