Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2011

Selamat Hari Guru…Guruku Sayang Guruku Malang

Terpujilah wahai Engkau Ibu Bapak Guru Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku Sebagai prasasti trimakasihku ‘tuk pengabdianmu Engkau sebagai pelita dalam kegelapan Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan Engkau patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa Pagi-pagi, bangun, tidak terpikir hari ini adalah hari guru. Tidak seperti lima-enam tahun sebelumnya, saat peringatan hari guru masih sangat dinanti-nantikan. Saya masih ingat kenangan saya di waktu hari guru, menyematkan karangan bunga kepada Bapak/Ibu Guru, kemudian menyalami semua Bapak dan Ibu Guru dan secara khusus di kelas mengadakan perayaan kecil-kecilan. Sekarang?? saya tidak tahu apakah penghayatannya masih sama atau sudah jauh berubah. Mungkin ritualnya masih sama. Upacaranya masih sama, perayaannya masih sama juga. Tetapi saya khawatir nilai-nilai yang ada pada anak didik saat ini sudah jauh berbeda. Dua hari yang lalu saya membaca berita di koran lokal, kelakuan seorang guru

Liputan Pagelaran Gondang Batak 2008 di Tobasa

Gambar
Kamis malam, 20 November 2008, pkl. 20.15 WIB, MC mulai membuka acara. Seorang gadis manis menaiki panggung dan menyampaikan salam kepada hadirin. (Akhirnya acaranya dimulai juga…) Dengan menebar senyum ramah menyapa semua yang hadir. Anggota panitia acara sudah berada di titik yang telah ditentukan. (Saya kebetulan bertugas mengawasi ruang operator sound system). Rombongan pengawas dan juga para pengisi acara juga akhirnya mulai menunjukkan muka mereka. Para undangan juga sudah duduk manis dengan sedikit celingak-celinguk di kursi masing-masing. Dua belas jam sebelumnya…. Saya masih di rumah dan masih santai dengan sarapan pagi saya. Sebenarnya saya merasa excited juga mengingat hari ini ada pagelaran spesial yang telah lama saya tunggu-tunggu dan telah dipersiapkan secara bersama-sama sebelumnya. Berangkat ke kantor, di kantor sudah menanti beberapa list pekerjaan yang harus diselesaikan segera menjelang acara dimulai. Pkl. 10.00 WIB pagi, masih belum terlihat aktifitas yang berarti.

working in such situation

RE-Post   how it feel working in such situation when we can say somethin’, do somethin’ think somethin’ on our own?  bekerja adalah hal yang menakutkan bagiku setelah lulus kuliah dan kemudian kuliah menjadi sesuatu yang lebih kurindukan daripada sekedar bekerja. bekerja sesuai dengan minat dan bakat sangat menyenangkan apalagi didukung dengan salary yang menjanjikan.  bagaimana bila bekerja adalah suatu bagian dari keharusan dan bagian dari balas budi? dengan keterbatasan eksplorasi ide dan juga aplikasi ilmu? mengapa bertanya..tentu tidak memuaskan dari segi apapun juga.  jangankan bekerja untuk seseorang yang kita anggap berjasa bagi kita, bekerja untuk diri sendiri pun akan sangat sulit rasanya. lalu harus gimana?  mungkin harus bisa memanfaatkan situasi yang ada sebaik-baiknya. tanpa harus merasa tertekan dan depresi. mencari celah dimana bisa berkarya dengan sesuka hati dan berpikir sekehendak jiwa.

Never Abandon Us

Re-Post Bukan hanya sekali, atau dua kali atau bahkan telah berkali-kali engkau meninggalkan kami. Kami hanyalah sekelompok orang di bawah garis komando yang harusnya berada tepat di belakangmu. Kami selalu berusaha mencoba agar tetap berada di belakangmu. Namun kami selalu berada diluar jalur yang engkau gariskan. Sekali bertahan dengan seuntai senyum dibibir, memang inilah pengabdian kami. Keduakali bertahan, ada pertanyaan dalam hati, apakah memang ini pengabdian kami? Ketigakali bertahan timbul keraguan dalam hati, masihkah kami dalam pengabdian kami? Dan hingga semakin sering bertahan muncul kegamangan dalam hati masihkah kami harus mengabdi? Kita memulai dari awal yang sama dan mengapa kita tidak bisa berakhir pada akhir yang sama? Mengapa engkau harus mencari jalanmu sendiri, tolong jangan tinggalkan kami. Kita mengalami sakit perih yang sama, mengapa kita tidak merasakan dengan sama? Never Abandon Us. Kami hanya sekelompok orang yang dalam keterpurukan kami terjebak untuk menan

Ternyata menulis itu tak semudah keinginanku

(Re-Post) Belajar menuliskan apa yang ada di dalam otak menjadi sebuah tulisan ternyata sangat sulit. Lama sudah berhenti untuk mengungkapkan apa yang ada dalam hati namun selalu terusik untuk menyentuh keyboard yang terlentang di atas meja. Satu yang tak kupunya adalah kesabaran dan ketekunan. Thanks to everyone who wrote on the media. Thanks to every editor who keep the reading still interest. Bagaimana aku akan menulis lagi..ingin mengubah waktu menjadi berguna..tunggu waktuku.

memilih memelihara satu merpati

(Re-Post) Sudah berulangkali saya coba log-in ke akun di salah satu penyedia blog gratis di Net, namun lagi-lagi saya kesal mengapa tidak bisa masuk. Ada pilihan bantuan me-refresh password yang telah ada sebelumnya. Namun sialnya lagi username yang saya gunakan adalah alamat e-mail yang justru saya lupa apa passwordnya hmmmm… sangat tidak masuk akal jika kemudian ‘sang host’ blogger meminta kembali mengisikan alamt e-mail tersebut, dan saya dapat me-reset password saya dari e-mail tersebut, heh…? (kalau saya bisa log-in dari tadi, saya juga tidak akan minta pilihan bantuan om!) Akhirnya saya memutuskan merelakan saja blog saya tersebut dengan niat aka membuat blog baru yang lebih kreatif. Saya terpikir juga kalau nanti saya buat blog baru lagi akan bisa tetap diupdate ga yah?? Saya ragu.. Jadi saat ini saya sedang mempertimbangkan untuk membuat sebuah blog baru lagi…atau fokus dengan satu blog yang akan saya pelihara terus.

Merih??

Hari ini salah seorang teman baru saja mengupload photo-photo terbaru-nya dari negeri tetangga.Teman lainnya baru saja hari ini menyapaku dari negeri tetangga. Teman yang satu lagi baru hari ini mulai ramai meng-update status terbarunya dengan tempat tinggal nya yang baru dan aktifitas yang lumayan membuatnya gerah. Baru seminggu yang lalu, saya menghantarkan teman berangkat ke negara tetangga. Dan dalam satu minggu ini ramai dibicarakan di mailing list tentang pro dan kontra melanjutkan kuliah ke negara tetangga. Dalam beberapa hari terakhir seseorang mendiskusikan keinginannya untuk bekerja di negera tetangga. Masih belum satu bulan seorang kaka menceritakan pengalamannya mengunjungi negara tetangga. Dan baru saja nih… saat saya menuliskan ini semua, seorang teman bercerita bahwa ada panggilan interview untuknya dari negara tetangga. Hmmm…entah bagaimana harus kukatakan lagi, seketika sepertinya semuanya bikin aku merih. Awal tahun ini ramalan zodiakku berkata kalau akhir tahun ini s

Do a little help today….

( Old posting moved from another site ) Two mothers are passengers of a public transportation. They get in before me. I stop the car and want to go home. Hope there’s still another chair for me inside. Silently everybody look each other, no one move and i’m confused. It seems that there is no chance for me, but the driver shout to the mothers to share me space. Finally I’m in. Just another simple city story. But it gives me time to re-think what have I done these time. Do I still have sensitivity for others? Do I still care for everyone, even I just know nothing ’bout them? It’ll cost us zero to spend a smile or nice simple chat with other. Eventhough we think it is easy, thats the most hardest part to do. So I say to my self… never feel bad for a long time…because there so much more affictions beside you, maybe now ‘they’ are sitting next to you. So what will be better? Make amend and spray a lilttle love everywhere..Let’s make earth be better place (after Jacko) :)